hari ini :

Home » Ekonomi » APSSI Jabar & Gerakan Hejo Sosialisaikan Tanaman Pangan – Koperasi Tingkatkan Ekonomi Rakyat

APSSI Jabar & Gerakan Hejo Sosialisaikan Tanaman Pangan – Koperasi Tingkatkan Ekonomi Rakyat

 

photo credit: pengurus APSSI Jabar / dok. Harri

EDUPUBLIK– Asosiasi Petani Singkong Seluruh Indonesia (APSSI) Wilayah Jawa Barat yang diwakili pengurusnya Baskoro, Ela Lindasari, , Dedi Jamhur, Ade, Herdi, dan Agus Warsito, telah melakukan sosialisasi tanaman pangan khususnya singkong di wilayah Kabupaten Sukabumi (26/10/2017).

“Tak sekedar tanaman singkong bahasannya,  juga terkait kepedulian pada lingkungan. Implementasi Permen 39 KLH yang di daerah lain banyak memunculkan masalah, pun dibahas,” jelas Agus ketika ditemui sedang berada di Sekretariat Gerakan Hejo di Kawasan Eko Wisata dan Budaya Alam Santosa, Pasir Impun Kabupaten Bandung (27/10/2017).

Koperasi itu Perlu

Kata Agus yang bergiat juga di Gerakan Hejo sebagai Sekjen, dan kini  di APSSI yang organisasinya telah mengantongi SK Menkumham No AHU-10.AH 02.02 Tahun 2009 tanggal 24 April 2009, serta SK BPN RI No 104/KEP-17.3/III/2011, 21 Maret 2011, keberadaan ribuan petani singkong di Kabupaten Sukabumi di Waluran, Cimanggung, Bojong Jengkol, Karang Anyar, dan Lengkong, perlu ditingkatkan lagi.

photo credit: hasil bumi tanaman singkong kab. Sukabumi / dok. Harri

”Untuk penentuan harga, mereka jangan diperdaya para tengkulak atau pabrikan. Bila ini terjadi, yang merugi kita. Pembinaan dari pemerintah pun harus maksimal, jangan seadanya, seperti sekarang.”

Menurut Agus pula yang hadir (27/10/2017) menemui Ketua Gerakan Hejo, Eka Santosa, dalam kaitan evaluasi penyebaran bantuan bibit ikan air tawar dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ke pegiat budidaya ikan di Jabar, menyinggung solusi untuk fenomena harga singkong di daerah yang baru saja ditinjaunya, kerap tak menntu: “Antusias petani dan pengurus APSSI setempat muncul dengan penuh gairah ketika ide mendirikan koperasi digulirkan.”

Menurutnya, keberadaan koperasi sangat mereka nantikan :”Saat ini over produksi, harga pun jatuh hingga Rp 500 per Kg di atas truk. Kalau ada koperasi, bisa dikendalikan. Olahan singkong pun bisa variatif.

Rintisan koperasi ini menurut Agus sebenarnya sudah cukup matang sebelum meninjau ke Kabupaten Sukabumi. “Ini sudah kami godog matang dengan Ketua DPW APSSI Jabar (Isma Viyeri Anwar).”

Potensi Kabupaten Sukabumi   

Menurut Agus, potensi produk singkong di Kabupaten Sukabumi sangatlah berprospek.”Terdata, sedikitnya 5.000 ha di wilayah itu. Bila  pengelolaannya dilakukan dengan baik, niscaya hasilnya akan berlipat ganda. Kesejahteraan petani pun akan meningkat”.

Diketahui, dalam program kerja APSSI Jabar tidak hanya memfasilitasi produk singkong dari petani laku terjual:”Yang spesifik, petani memperoleh perlindungan harga, pemilihan benih yang lebih produktif, juga perlindungan asuransi,” tambahnya sambil memungkas –“Selama ini mereka nyaris tanpa perlindungan, apalagi mengorganisasi diri. Makanya program ini diimplementasikan bersama Gerakan Hejo.” [HS/SA]

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*