EDUPUBLIK, KBB – Hari jadi Bandung Barat yang jatuh pada tanggal 19 Juni bertepatan dengan debat kandidat putaran ketiga calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Bandung Barat yang di selenggarakan di hotel mansion paine kota baru Parahyangan, Selasa (19/6/2018)
Maman S Sunjaya calon wakil Bupati Bandung barat dari Paslon EMAS no urut 1, saat kegiatan tersebut memaparkan bahwa dirinya pada saat itu sebagai salah satu panitia pemekaran Bandung Barat (KBB), harus membeli peta besar KBB juga prasasti yang harga mencapai Rp 20 juta untuk proses simbolis yang di tandatangani oleh Menteri Dalam Negeri.
Kabupaten Bandung sebagai induk dalam hal pendanaan tidak memfasilitasi anggaran dalam proses tersebut terhadap Kabupaten Bandung Barat yang baru lepas, “Sedangkan anggaran dari Provinsi Jawa Barat pun tidak ada, namun Alhamdulilah dalam prosesnya pemerintahan bisa berlanjut terus,” sebutnya”, ujar Maman.
Dalam posisinya sebagai birokrat pemerintahan pada saat itu, Maman S Sunjaya pun ikut memperjuangkan secara birokrasi dalam percepatan pemekaran KBB.
Namun yang mendorong keras dalam gerakan Masyarakat di lapangan adalah rekan rekan yang tergabung dalam Komite Pembentukan Kabupaten Bandung Barat (PKBB).
“Bupati Kabupaten Bandung, pak Obar dan sekda Kabupaten Bandung pak Abubakar, dalam membuat draf percepatan pemekaran KBB, memerintahkan saya dan salah satunya soal pemisahan aset dan lain-lainnya, jadi Pak Obar dan Pak Abu ikut mendukungnya,”ucap Maman.
Dalam mendorong KBB sebagai daerah otonom, Maman mengakui perjuangan KPKBB, “pemekaran itu adalah kehendak dari masyarakat, makanya kita harus menghargai rekan-rekan yang tergabung dalam KPKBB sebagai pelopor pemekaran,” Pungkasnya. [Bi]