EDUPUBLIK, Bandung – Peserta Musyawarah Nasional (Munas), Ikatan Saudagar Muslim se-Indonesia (ISMI) ke-2 di Hotel Grand Asrilia Bandung, pada Sabtu, 12 Oktober 2018 seusai ditutup setelah dua hari menghasilkan sejumlah sejumlah pembaruan, melakukan kunjungan ke gerai UKM (Usaha Kecil & Menengah) GORO DAYUNG di Kawasan Arcamanik Endah Kota Bandung.
Menariknya, ķehadiran tamu ke gerai GORO DAYUNG, hampir 50 orang lebih, hadir menaiki 2 kendaraan bandros (Bandung tour on the bus).
Motivasi lainnya dari para tamu ini, berdirinya gerai UKM GORO DAYUNG yang fenomenal dalam beberapa bulan terakhir di Kota Bandung, rintisan Mardiana Indraswati dan Milawati di bawah naungan PT Dayung Makmur Sejahtera, menarik perhatian para tamunya.
“Banyak yang bertanya dan malah mengajak diskusi, bagaimana caranya membuka usaha ‘warung sembako plus ‘GORO’ atau gotong royong yang dulunya diinisiasi Bapak Hutomo Mandala Putra,” jelas Mardiana yang di ISMI (pusat) berkiprah sebagai Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan.
Pada kesempatan lain Mardiana yang selama mengelola GORO DAYUNG, kerap mengaplikasikan pola bisnis berbasis Teknosa (Teknologi, Inovasi dan Kewirausahaan), kepada sesama koleganya di ISMI seperti Syafruddin Anhar, SE,MS., dan salah satu Koordinator Bidang, Ir Muhammad Suaidy,MBA, menjelaskan secara rinci tentang penanganan produk, konsumen, dan daya dukung lainnya.
“Pola ekonomi seperti GORO DAYUNG inilah yang kita perlu kembangkan di kota maupun di pedesaan,” papar Syafruddin.
Menurut mereka, prinsip dasar fair trade yang konsisten di rantai ekonomi Goro Dayung, diharapkan bisa meningkatkan para pengusaha, petani, maupun nelayan yang selama ini termarjinalkan.
“Di GORO DAYUNG, saya lihat semua serba transparan. Makanya, konsumen senang datang ke sini,” kata salah satu peserta asal kepulauan di Indinesia Timur. (HS/SA)