EDUPUBLIK, Bandung – Pada awal tahun 2019 Kemenristek Dikti telah memutuskan dan menginstruksikan perguruan tinggi menerapkan pembelajaran Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Citarum Harum sepanjang tahun di Daerah Aliran Sungai Citarum.
Hal ini diungkapkan Direktur Pembelajaran Menristek Dikti, Dr.,Ir., Paristiyanti Nurwardani MP., dalam forum Fokus Group Discusion (FGD) yang bertema ‘Pembelajaran Kolaboratif Melalui Kuliah Kerja Nyata Tematik Citarum Pentahelix Tahun 2018’, yang digelar di Gedung LPPM Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Jalan Setiabudhi, Kota Bandung, Rabu, (21/11/2018).
Turut hadir pada kegiatan tersebut, Rektor UPI, Ketua LPPM UPI, Sekertaris LPPM UPI, perwakilan dari, UNPAR, UNISBA, UNPAD, Telkom University, UIN, Politeknik Cimahi, serta jajaran Komandan Sektor Satgas Citarum, dari Dansektor 4 Kolonel Inf Kustomo Tiyoso, Dansektor 5 Kolonel Inf Dadang Rahadiansyah, Dansektor 6 Kolonel Inf Yudi Zanibar, Dansektor 7 Kolonel Kav Purwadi, Dansektor 8 Kolonel Czi Aby Ismawan, Dansektor 21 Kolonel Inf Yusep Sudrajat, Dansektor 22 Kolonel Inf Asep Rahman Taufik.
Pada kesempatan tersebut para Dansektor memaparkan terkait dengan kondisi karakteristik dan demografi yang ada di masing-masing sektor.
Seperti yang disampaikan oleh Dansektor 21 Kolonel Inf Yusep Sudrajat, “Cakupan wilayah tugas Sektor 21 cukup luas, menangani anak dan cucu Sungai Citarum dari mulai Kabupaten Sumedang, sebagian Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi. Jadi, berbeda dengan sektor 1 hingga 20 yang menangani jalur utama Sungai Citarum,” ujarnya.
Ditambahkannya, “Untuk percepatan penyelesaian persoalan Citarum ini, Sektor saya pernah menerima mahasiswa KKN Tematik walau jumlahnya tidak banyak, ada 80 mahasiswa dari UIN dan 40 mahasiswa dari Universitas Langlangbuana. Dua hari lalu kami menerima mahasiswa KKN dari Politeknik TEDC,” tambah Dansektor 21.
Persoalan di Sektor 21 cukup kompleks, ungkap Dansektor, diantaranya berdasarkan data, ada sekitar 14 ribu rumah warga masyarakat yang tidak memiliki septictank. “Itu baru data di Kabupaten Bandung, belum di Kota Cimahi dan di Kabupaten Sumedang,” jelasnya. “Itu semua ‘meriamnya’ langsung ke sungai, dan sampai sekarang belum ada pihak pemerintah yang berkoordinasi dengan satgas untuk menangani persoalan itu,” terangnya. Dansektor pun melanjutkan penjelasannya tentang progress pembuatan bak sampah di lingkungan warga serta program penanaman pohon.
“Mudah-mudahan mahasiswa yang melaksanakan KKN di wilayah tugas saya mendapatkan pembekalan yang cukup, banyak hal yang bisa dilakukan disitu,” pungkas Kolonel Yusep.
Dan masih pada kesempatan yang sama Paristiyanti Nurwardani mengatakan,”Pak menteri menginstruksi untuk melakukan Proses pembelajaran KKN ini agar bisa sepanjang tahun, biasanya 40 hari. Berdasarkan kajian selama ini, kalo hanya melakukan kegiatan KKN selama 40 hari, sementara satu tahun berjumlah 365 hari, artinya kan 325 hari kosong,” terangnya.
Hal ini, lanjut Paristiyanti, sudah dilakukan uji coba oleh Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dengan menerjunkan hampir 500 sampai 700 mahasiswa. Dengan melakukan berbagai pendekatan dan berdharma, karena selain melakukan penelitian, juga melakukan pengabdian kepada masyarakat.
“Setelah UPI melakukan uji coba, kami mengevaluasi, akhirnya saya menemukan pola, bahwa yang paling baik adalah KKN citarum harum itu masing-masing mahasiswa memegang beberapa keluarga, selalu melakukan silaturahim dengan keluarga tersebut, dan tidak berubah,” jelasnya.
“Harapannya adalah, keluarga tersebut tahu tentang hidup bersih, rapih, indah, dengan itu masyarakat bisa memiliki start up ukm yang sangat bagus dan berpotensi,” sambungnya.
Sesuai instruksi Perpres No 15 Tahun 2015, sebagai salah satu kementerian dari 19 Kementerian yang terlibat dalam program percepatan pengendalian pencemaran DAS Citarum. Kemenristek Dikti diberikan tugas untuk melakukan penelitian dan inovasi terkait dengan penanganan percepatan dan KKN Tematik. Semangat itu dituangkan dalam sebuah gerakan yang diberi nama ‘G3t Citarum Harum’, “kenapa memakai angka 3, karena itu menyimbolkan angka 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Jadi, G3t citarum itu artinya ayo kita ambil citarum harum dengan gerakan 3R,” ungkapnya.[jpc]