EDUPUBLIK, Kab Bandung – Jajaran Sektor 21 Satgas Citarum Subsektor 07/Cisangkuy melaksanakan kegiatan pengecekan dan kunjungan ke tiga pabrik pada hari, Jumat (23/11/2018).
Tiga pabrik tersebut yakni PT GMP, PT Prodian Chemicals dan PT Papyrus Sakti. Ketiganya berlokasi di Jl. Raya Banjaran, Kabupaten Bandung.
Pengecekan pertama adalah ke PT GMP yang dipimpin Dansubsektor 21-07/Cisangkuy Serka Dia Rohdiana. Pada kesempatan pengecekan tersebut, tampak air hasil olahan limbah PT GMP agak keruh. Dan belum ada bak kolam ikan yang permanen.
Dijelaskan oleh perwakilan perusahaan tersebut, Heri, bahwa awalnya pihaknya menemukan ada kebocoran pipa yang masuk ke saluran pembuangan ke sungai, “Kami temukan ada kebocoran pipa, tapi itu sudah kami perbaiki dan kami sedang melakukan perbaikan-perbaikan di IPAL agar hasilnya bisa maksimal,” terang Heri yang didampingi oleh staf manajemen lainnya, Selamet, saat memberikan keterangannya kepada wartawan.
Terkait dengan keberadaan kolam ikan sebagai indikator yang disarankan oleh jajaran Satgas Citarum Sektor 21, dikatakan lebih lanjut oleh Heri, “Kami memang belum memiliki kolam ikan yang permanen, karena kami masih negosiasi dengan pemilik kawasan, mungkin di minggu ini pembuatan kolam permanen itu bisa kita kerjakan,” jelasnya. Bak indikator sementara yang berisi ikan tampak masih menggunakan potongan drum.
Setelah pengecekan di PT GMP, jajaran Satgas Subsektor 21-7 melanjutkan ke PT Prodian Chemicals yang juga merupakan tindak lanjut dari hasil sidak yang dilakukan oleh Dansektor 21 Kolonel Inf Yusep Sudrajat beserta jajaran Subsektor 07/Cisangkuy beberapa waktu lalu yang meminta agar pihak perusahaan memenuhi parameter yang diharapkan oleh Satgas Citarum Sektor 21, yakni limbah akhir hasil olahan berwarna bening dan ada bak atau kolam ikan di outlet
“Setelah ada kunjungan dari Dansektor, kami segera bergerak mengganti filter. Selain itu, kami mengganti beberapa obat dan menghentikan penggunaan tawas yang mengakibatkan air hasil olahan limbah mengandung warna putih,” jelas perwakilan PT Prodian Chemicals, Brilianto.
Pihak perusahaan yang memproduksi kimia tekstil ini juga sudah membuat bak kolam ikan di outletnya.
Pengecekan oleh Dansubsektor 21-07/Cisangkuy Serka Dia Rohdiana beserta jajaran itu, tampak air hasil olahan limbah sudah cukup jernih dan ada ikan mas hidup di bak indikator.
“Kita lihat hasilnya hari ini dan didokumentasikan untuk dilaporkan,” ujar Dansubsektor Serka Rohdiana.
Namun demikian pada kesempatan itu Dansubsektor meminta agar hasil olahan limbahnya lebih ditingkatkan dan pihak perusahaan memperbaiki saluran di kolam ikannya.
Kunjungan Dansubsektor beserta jajaran selanjutnya adalah ke PT Papyrus, disini pihak perusahaan melalui perwakilannya, Karel Kandio, berkomunikasi untuk rencananya nanti membuang lumpur yang ada di tangki penampungan air baku, pengurasan ini biasanya dilakukan satu tahun satu kali.
Dijelaskan oleh Serka Rohdiana kepada Karel dan staf PT Papyrus lainnya, endapan lumpur di tangki bak penampungan air baku tersebut tidak dibuang ke sungai.
“Lumpur di dalam tangki penampungan air baku yang berasal dari air sungai, jangan dibuang ke aliran sungai,” ujar Dansubsektor.
“Karena selain akan menambah kotoran di sungai yang bisa saja tidak aman bagi lingkungan, tentunya akan membuat aliran sungai menjadi berwarna hitam,” kata Dansubsektor ini sambil mencontohkan yang sudah terjadi di salasatu perusahaan di Cimahi.
Menanggapi hal tersebut, akhirnya disepakati bahwa pihak perusahaan akan membuat saluran menggunakan pipa dari tangki bak penampungan air baku menuju ke salasatu bak penampungan inlet.
Seusai kegiatan kunjungan ke pabrik, dijelaskan oleh Dansubsektor kepada wartawan, “Kita secara rutin melaksanakan pengecekan, sejauh mana upaya-upaya dari pihak pabrik untuk memperbaiki IPAL-nya, dan ini kita laporkan ke Dansektor 21, Kolonel Yusep,” terang Dansubsektor Serka Rohdiana.
“Kegiatan rutin kami adalah patroli sungai, dan melaksanakan sosialisasi dan edukasi kepada warga masyarakat terkait dengan kebersihan lingkungan. Termasuk juga mengawasi limbah hasil olahan industri yang di buang ke sungai,” jelasnya lagi.
Selain itu diterangkan lagi oleh Dansubsektor, kini kami memiliki program dari Dansektor untuk membuat bak sampah untuk membantu warga agar tidak lagi membuang sampah sembarangan ke tepian jalan atau sungai. [st]