EDUPUBLIK, Kab Bandung – Agenda kegiatan Satgas Citarum, Dansektor 21 Kolonel Inf. Yusep Sudrajat sambangi pabrik PT. Alenatex yang terletak di jalan Mohammad Toha Kabupaten Bandung berlangsung pada hari Jumat (01/03/2019) yang dihadiri juga oleh beberapa awak media.
“Saat ini kami tengah membangun IPAL untuk pengolahan limbah pabrik kami dan sebelumnya disalurkan ke IPAL komunal MCAB Cisirung. Kami membangun IPAL ini karena peduli dengan masa depan agar masyarakat hidup lebih baik,” kata Rony selaku owner (pemilik-red) pabrik PT. Alenatex saat menerima kunjungan Dansektor 21 dan awak media di pabriknya.
Pada kesempatan tersebut, Rony selaku pemilik pabrik mengantar langsung Dansektor 21 dan awak media melihat struktur IPAL yang saat ini tengah dalam proses pembangunan.
PT. Alenatex sendiri merupakan pabrik yang telah berdiri sejak tahun 1983 dan memproduksi kain poliester dengan jumlah produkai sebanyak 20 hingga 30 ribu yard perhari. Pekerja yang ada di pabrik ini berjumlah 1000 orang. Sementara hasil limbah yang dihasilkan sekitar 1500 meter kubik perhari nya.
“Kita tahu bahwa IPAL komunal MCAB hanya bisa menampung 10.000 meter kubik air perhari. Jadi sangatlah tepat jika pabrik ini memutuskan untuk membuat sarana IPAL sendiri,” kata Dansektor 21 saat memberikan pernyataan kepada awak media. “Dan biaya yang dikeluarkan oleh pabrik ini untuk membangun IPAL ini sebesar 15 milyar rupiah,” lanjut Dansektor 21
Dansektor 21 memberikan apresiasi yang sangat baik dengan pembangunan IPAL tersebut dan mengucapkan rasa terimakasihnya kepada Rony selaku pemilik pabrik yang berkenan membangun IPAL meski dengan biaya yang sangat besar.
Terkait dengan biaya besar yang harus dikeluarkan oleh pihaknya, Rony mengungkapkan bahwa hal tersebut harus dilakukan. “Ini terkait dengan masa depan karena jangan sampai masyarakat merasakan kembali kerugian akibat limbah yang selama ini mengotori lingkungan,” kata Rony.”Dan saya juga menghimbau agar pabrik-pabrik membangun IPAL yang layak agar limbahnya tidak merusak lingkungan,” lanjutnya lagi.
Rony menjelaskan bahwa luas lahan yang digunakan untuk memvangun IPAL ini sekitar 4000 meter persegi. “Rencananya kami akan menggunakan sistem biologis untuk pengolahan IPAL ini dan akan dibangun juga lamela untuk keperluan sistem tersebut,” pungkas Rony.[red]