EDUPUBLIK, Bandung – Pianis Prancis keturunan Meksiko dan Libanon Simon Ghraichy tampil memukau saat menggelar konser Asia Tour, Minggu, (12/5/2019), di Ballroom FOUR POINTS by Sheraton Bandung jalan Ir.H.Juanda (Dago), turut hadir General Manager FOUR POINTS by Sheraton Bandung Franklyn Kocek, dan Direktur Institut Prancis di Indonesia (IFI) Bandung Melanie Martini-Mareel.
Kehadiran Simon Ghraichy di kota Bandung dalam konser “Simon Ghraichy Asia Tour-Bandung” merupakan kerja sama antara Institut Prancis di Indonesia (IFI) Bandung dan FOUR POINTS by Sheraton Bandung, selain tampil di kota Bandung, Simon Ghraichy juga tampil di Padma Hotel Ubud Bali (8/5/2019), Surabaya (9/5/2019), IFI Yogyakarta (11/5/2019), Sheraton Gandaria Jakarta (14/5/2019) dan Wesley Methodist Church Medan (16/5/2019).
Sebelum Simon Ghraichy tampil, dirinya sempat hadir di Press Conference, dan saat ditanya para awak Media, Simon Ghraichy menjelaskan, dirinya saat ini memiliki tiga paspor, dan rambut keriting ikalnya merupakan gambaran rambut orang Libanon, seusai Press Conference, Simon Ghraichy sempat bermain piano di hadapan para awak Media.
Simon Ghraichy yang menggunakan jas bercorak warna-warni dan sepatu berwarna perak membawakan komposisi Ernesto Lecuona (4 Afro-Cuban Dances), Isaac Albeniz (Asturias), Robert Schumann (Estudes in Variation Form on aTheme Based on the Symphony No.7 Op.92 by Ludwig van Beethoven, Humoreske op. 20-II, Hastig-Die innere stimme), Chilly Gonzales (Robert on the Bridge), Charles-Valentin Alkan (Chanson de la folle au bord de la mer), Ariel Ramirez (Alfonsina y El mar), dan Franz Liszt (Hungarian Fantasy).
Setiap Simon Ghraichy usai menampilkan satu komposisi, pianis berambut keriting ikal ini selalu memberi hormat kepada para penonton dan menjelaskan lagu yang dibawakannya, dan para penonton selalu memberikan tepuk tangan meriah setiap Simon Ghraichy menyelesaikan lagunya, yang patut dicatat, semua keuntungan di konser ini akan didonasikan kepada yayasan.
Seperti diketahui, karir Simon Ghraicy mencuat di tahun 2010 ketika Simon Ghraicy mendapat publikasi dari kritikus musik Wall Street Journal Robert Hugues yang mengapresiasi interpretasinya pada Don Juan karya Franz Liszt.
Simon Ghraicy berguru dari pianis kenamaan Michel Beroff dan Daria Hovora di National Conservatory of Music of Paris serta Tuija Hakkila di Sibelius Academy Helsinki, Simon Ghraichy mampu memikat penonton baru generasi muda berkat karisma dan kepribadiannya yang luwes.
Tempat-tempat bergengsi seperti Teater Champs-Elysees, Carnegie Hall dan Berlin Philharmonie mencatat penurunan rata-rata usia penonton mereka selama konser terbaru Simon Ghraicy.
Selain tempat-tempat tersebut, Simon Ghraichy juga telah menggelar konser solo diiringi orkestra dan musik kamar di aula bergengsi dunia seperti Kennedy Center di Washington DC, Opera Istana Versailles, Gran Teatro Nacional Peru, Teatro Bogota serta di berbagai aula teater di Prancis, Jerman, Belanda, Finlandia, Norwegia, Australia, Meksiko, Kuba, Brasil dan Mesir.
Simon Ghraicy juga bermain di berbagai festival musik dunia seperti Bard Music Festival di New York, Festival International de Baalbeck di Libanon, Festival Aix-en-Provence, dan Festival Chaise-Dieu bersama Orkestra Philharmonic Liège.
Pada tahun 2016, Simon Ghraichy menandatangi kontrak eksklusif dengan label Deutsche Grammophon yang bergengsi, setahun kemudian Simon Ghraicy merilis album di Teater Champs-Elysees yang mendapat kritik dan pujian luas dari kalangan musik dan pers.
Diskografinya mencakup antara lain B Minor Sonata karya Liszt, Kreisleriana karya Schumann dan album pertama yang didedikasikan untuk paraphrase dan transkripsi karya-karya Liszt. [br/sa]