EDUPUBLIK, Cimahi – Satgas Citarum Harum Sektor 21- 13 Cimahi Selatan pada Rabu, 26 Juni 2019 menerima kehadiran Veleka Georgieva mahasiswi program S-2 dari University of Edinburgh Inggris. Ia hadir di kawasan pabrik tekstil di Cimahi Selatan, didampingi Anna Nurhalimah dari Indohun (Indonesia One Health University Network). Mewakili Dansektor 21, Pasiminlog Sektor 21 Letda Saniyo pada hari itu mengantar keduanya mengunjungi IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) di industri tekstil PT. Suritex , dan PT. Mewah Niagajaya.
Diketahui, kedua peneliti ini sebelumnya (14/5/2019) pernah berkunjung ke Posko Utama Sektor 7 di Perumahan Cluster Rancamanyar. Saat itu du Rancamanyar, keduanya diterima Dansektor 7 Kol. Kav. Purwadi. Tujuan kunjungannya kala itu, untuk memperkaya penelitiannya tentang ‘revitalisasi sungai Citarum’. Menurut keduanya, ternyata hanya relatif singkat dengan anggaran terbatas, Perpres No. 15 Tahun 2018 telah berdampak baik bagi lingkungan.
“Hal inilah yang menarik saya untuk memahami upaya pengembalian ekosistem di bantaran sungai Citarum,” kata Veleka yang diamini Anna dari Indohun.
Pengamatan redaksi, keduanya selama mengunjungi keberadaan IPAL di PT. Suritex dan PT. Mewah Niagajaya, tampak melakukan dialog intensif dengan penanggung-jawab di kedua pabrik tersebut.
Tak urung muncul pula kekaguman dari Veleka dan Anna, karena kedua pabrik ini beberapa waktu lalu berdasarkan penuturan Letda Saniyo pernah memperoleh teguran keras, terkait limbah cair yang dikeluarkan ke kali di sekitarya, ternyata dengan penuh kesadaran kini bisa menjadi contoh bagi pabrik di sekitarnya.
“Berkat, upaya keras, juga dari sekitar 385 pabrik lainnya yang jadi garapan pengawasan dan bimbingan kami, kini berangsur baik kinerja IPAL-nya. Catatannya, bersama masyarakat hampir 24 jam mengawasi saluran buangan (out let) di setiap pabrik. Tak segan, bila ditemukan yang menyalahi aturan, atas ijin DanSatgas langsung dicor, salurannya,” terang Letda Saniyo.
Bak Kontrol, Ikan
Pengamatan lain oleh redaksi, kedua ‘tamu’ ini selama berkunjung di kedua pabrik ini, selain kerap mengajak berdiskusi para pengelola IPAL, juga selalu mencatat progress maupun kendala selama meningkatkan fungsi IPAL selama ini.
“Kami kagumi kemajuan yang relatif cepat. Sebelumnya, terbayang IPAL di pabrik-pabrik ini seperti yang banyak digambarkan di youtube atau pemberitaan pada era 2017 dan 2018. Waktu itu fungsi IPAL rata-rata diabaikan, ya? Eh, sekarang malah wajib ada bak control di IPAL yang ada ikannya. Ini hal baru, bagi kami,” tutur Veleka yang kemudian diterjemahkan rekannya Anna untuk ditanggapi oleh segenap yang hadir di tempat kunjungan.
Hal menarik lainnya, Veleka dan Anna kerap bertanya dengan serius ke para pewarta, mengapa mau bersusah-payah meliput kegiatan Satgas Citarum Harum, apa yang memotivasinya?
“Sebelum Perpres No 15 Tahun 2018 tentang ‘Revitalisasi DAS Citarum’, sebagai pewarta kami sudah sering meliput kegiatan seperti ini. Sayangnya, dulu-dulu itu dampak positif-nya tak begitu terasa oleh warga bantaran DAS Citarum. Berbeda, ketika Presiden Jokowi yang menempatkan Gubernur Jabar sebagai Dan Satgas, melibatkan Pangdam III/ Siliwangi dan Kapolda Jabar secara proporsional dengan tugas-tugas hariannya yang menerjunkan langsung jajaran maupun satuannya ke lapangan. Ini yang berbeda dengan yang sebelumnya,” jelas Suryadi yang kerap disapa Cuya, salah satu pewarta yang berdiskusi langsung dengan Veleka dan Anna.
Secara terpisah, Kol. inf. Yusep Sudrajat, Dansatgas Sektor 21 Citarum Harum, membenarkan kehadiran dua peneliti ke wilayah kerjanya: “Kami apresiasi atas ketertarikan mereka untuk menjadikan study kasus penelitian mereka. Seperti biasa, saya ungkap progres maupun kendala apa adanya dari program Citarum ini,” pungkas Yusep di seberang telepon. [HS/SA]