EDUPUBLIK, Kab Bandung – Giat kunjungan ke wilayah Subsektor 18-21 Pangalengan dalam rangka mendata dan menggali potensi permasalahan dan kondisi di subsektor 18-21 telah dilaksanakan pada hari Rabu (03/07/2019) dipimpin langsung oleh Kolonel Inf. Yusep Sudrajat selaku Dansektor 21 didampingi oleh anggota satgas Citarum Harum subsektor 18-21 dan beberapa awak media.
“Subsektor 18 Pangalengan ini merupakan subsektor yang baru saja kita buat sekitar dua bulan lalu. Dan hari ini saya menggali potensi permasalahan yang ada di subsektor 18 Pangalengan ini agar tugas kami selaku pengemban Perpres no. 15 tanun 2018 mengenai revitalisasi dan pengembalian ekosistem sungai Citarum bisa kami wujudkan di sini,” kata Kolonel Inf. Yusep Sudrajat selaku Dansektor 21 saat memberikan keterangan kepada awak media.
Dalam kunjungan tersebut Dansektor 21 beserta rombongan mengunjungi PTP VIII Kertamanah Perhutani Pangalengan yang diterima langsung oleh Manajer Perkebunan yaitu Dedi Kusramdani dan saat mengunjungi Koperasi Pengusaha Bandung Selatan (KPBS) diterima langsung oleh H. Adang selaku Sekretaris KPBS Pangalengan.
Dalam kesempatan tersebut Dedi Kusramdani mengungkapkan bahwa sangat banyak permasalahan yang ada diPTPN VIII ini terutama keberadaan penggarap yang tidak memiliki izin serta penggunaan lahan yang tidak pada fungsinya. “Saat ini ada 75 penggarap dengan kapasitas pengusaha yang menggunakan lahan hingga ratusan hektar tanpa izin dengan menanam tanaman holtikultura. Padahal perhutani telah menanam tanaman keras seperti kopi di sini agar tidak mengakibatkan banjir selain mendapatkan hasil secara ekonomis,” Kata Dedi.
Dengan banyaknya penggarap sawah yang menanam tanaman holtikultura, menurut Dedi menjadi salahsatu penyebab banjir yang telah viral beberapa waktu lalu. “Tanaman holtikultura tidak memiliki akar yang kuat untuk menahan banjir. Apalagi penggunaaln mulsa yang terbuat dari plastik hingga membuat air dengan mudahnya menggelontor ke bawah tanpa proses penyerapan oleh tanah,” papar Dedi.
Sementara itu H. Adang yang menerima rombongan menggelar konferensi mengenai beberapa permasalahan yang ada di tubuh KPBS. “Saat ini peternak sudah berkurang banyak hingga penghasilan susu menjadi sedikit,” kata H.Adang. “Terkait dengan kotoran hewan yang disinyalir menjadi sumber limbah di sungai, sebenarnya kotoran hewan tersebut berasal dari tumbuhan yang bisa terurai hingga dalam jarak 2 kilometer air didepannya akan bersih,” lanjutnya lagi.
H. Adang memaparkan bahwa pihaknya telah melakukan beberapa usaha agar kotoran hewan itu memiliki banyak manfaat selain menjadi pupuk dan biogas. Namun permasalahan pendanaan menjadi kendala yang cukup mengganjal.
Dengan kunjungan tersebut, Dansektor 21 mendapatkan informasi mengenai kondisi umum yang ada di wilayah subsektor 18-21. “Saya akan melakukan koordinasi dengan Dansubsektor 18-21 ini berdasarkan beberapa data yang nanti akan dibawa oleh yang bersangkutan agar satgas bisa melakukan beberapa program yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut,” pungkas Dansektor 21 Citarum Harum.[red]