hari ini :

Home » Pemerintahan » Muhamad Solihin Pjs Wali Kota Bandung Pimpin Upacara HUT Damkar & PB

Muhamad Solihin Pjs Wali Kota Bandung Pimpin Upacara HUT Damkar & PB

photo credit: dalam acara upacara HUT Dinas Damkar PB ke 99 di Plaza Balai Kota Bandung / dok. Ist

EDUPUBLIK, Bandung – pjs Wali Kota Bandung Muhamad Solihin menjadi pemimpin upacara HUT Dinas Pemadam Kebakaran Dan Penanggulan Bencana (Damkar PB) ke 99 di Plaza Balai Kota Bandung, Rabu (14/3/2018) yang berlangsung meriah.

saat itu, kehadiran Satwankar (Satuan Relawan Pemadam Kebakaran) mendominasi barisan upacara yang diikuti pramuka, linmas, disablelitas, relawan masyarkat yang bersama-sama mengabdikan diri menjadi mitra Damkar PB Kota Bandung.

setelah upacara terlihat dari atas mobil dua anggota menyalakan asap berwarna merah muda dan ungu sebagai tanda dimulainya prosesi. Sesaat kemudian keduanya turun menggunakan tali diiringi oleh suara sirine dari mobil pemadam lain yang terparkir di sekitar Balai Kota Bandung yang cukup mengundang perhatian

peserta upacara. sontak saja, ada 3 orang anggota turun menggunakan tali tambang dari ketinggian 10 meter menggunakan mobil Turntable Tender and Snorkel yang akan memberikan tanda kehormatan secara simbolis kepada Walikota berupa Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

selanjutnya seluruh peserta damkar dengan mobil merahnya melakukan komvoi di rute jalan yang sudah di tentukan menuju markasnya bersama seluruh tamu kehormatnan

sampailah rombongan di Damkar PB. dengan sambutan meriah para panitia menghormati rombongan. langsung saja, Pjs Walikota Solihin di dampingi Kepala DKPB Kota Bandung Ferdi Ligaswara melihat ruangan Command Center 113 dan menonton potongan video tentang Damkar PB dan Satwankar di ruangan rapat Damkar PB. kemudian dilanjutkan pemotongan tumpeng dan memberikan ke karyawan perempuan Damkar PB.

disela acara Pjs Walikota Muhammad Solihin menjelaskan sudah seharusnya pemerintah memberi perhatian khusus bagi anggota Damkar. Sebab selain bertugas dengan api, mereka juga tak jarang menjadi tumpuan masyarakat dalam meminta pertolongan. karena itu, melihat kondisi ini kami membutuhkan orang-orang yang bisa memanaj di lapangan dengan bekerja sama pada yayasan atau penyedia outsoursing yang memiliki kemampuan khusus jadi anggota damkar minimal dengan lulusan D3.

Muhamad Solihin juga meminta setiap anggota Damkar PB harus memeiliki kwalitas dan pengabdiaan besar terhadap profesinya, agar tetap displin, totalitas dan profesional. “itulah yang sangat dibutuhkan di setiap perangkat daerah.”

selayaknya sekitar 800-an karyawan Damkar PB untuk bisa mengcaver kota Bandung. tapi kondisi sekarang baru ada sekitar 300 orang. tentunya, masih banyak kekurangan, Kata Walikota.

Rangkaian Ulang Tahun
“Pada usia yang ke – 99 ini Kepala Damkar PB Ferdi Ligaswara menuturkan berbagai kegiatan telah dilakukan. Seperti Hari ini diawali kegiatan penampilan skill dari personel damkar dan hari sebelumnya dilakukan beberapa rangkaian kegiatan seperti penanaman pohon di desa palasari cibiru yang mendukung progran citarum bersama dan sektor 22, berkolaborasi dengan pramuka, satwankar, relawan dan tim gorong gorongnya masyarakat.

di hari ini juga ada donor darah dan santunan kepada yatim piatu serta para defabel. disinggung mengenai kekurangan personilnya Ferdi juga menegaskan realitas saja bahwa kegiatan Damkar PB harus di topang oleh anggaran daerah. maka dari itu, strateginya kita melakukan manajemen partisipatif dengan mengarahkan kita bukan saja sebagai objek tapi sekaligus sebagai subjek. caranya tegas Ferdy sekarang adakan damkar-damkar kecil di setiap kelurahan dan kecamatan, jadi ketika ada kerbakaran terjadi mereka harus bergerak dari awal.

selain itu, Ferdy juga mengajak seluruh anggotanya untuk tetap melayani masyarakat bukan dilayani masyarakat, sekalipun tugas Damkar PB berhadapan dengan bahaya hingga resiko maut.

untuk itu harap ketua Asosdiasi Pemadam Kebakaran Indonesia meminta permerintah daerah dan pusat membuat relugasi melindungi kawan kawan kami bukan saja di kota Bandung tapi juga diseluruh Indonesia.

contoh di Sumedang, mereka bertugas siang dan malam dengan iklas dan tanpa beban kendati santunan hanya Rp 300 ribu/bulan. “ini bukan urusan pemerintah pusat saja. tapi harus ditopang oleh politik will, pungkas Ferdi mengakhiri.[rls/sa]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*