EDUPUBLIK, Cimahi – Pembukaan coran saluran limbah PT.Trigunawan dan sidak ke dua pabrik di wilayah Leuwigajah dan Baros Cimahi berlangsung pada hari Senin (05/11/2018). Kegiatan tersebut dihadiri oleh Dansektor 21 Kolonel Inf. Yusep Sudrajat, satgas Citarum Harum dan beberapa awak media.
Kolonel Inf. Yusep Sudrajat selaku Dansektor 21 saat membuka coran di pabrik PT. Trigunawan di Leuwibajah Cimahi mengatakan,
“Negara dan rakyat sudah sangat merugi dibanding pabrik yang tidak berproduksi gara-gara di cor,”ujarnya.
Saat press conference terkait pembukaan coran saluran limbah PT. Trigunawan, Andrew Sukamto selaku pemilik mengaku bahwa akibat pengecoran saluran limbahnya perusahaan telah tidak berproduksi dan mengalami kerugian. “Kami tidak berpenghasilan karena tidak bisa berproduksi,” ujar Andrew.
Pembukaan cor saluran limbah di PT. Trigunawan dikarenakan pabrik tersebut sudah bisa mengolah air limbahnya menjadi lebih bening. “Tinggal dibuatkan kolam dengan diisi ikan koi atau ikan emas sebagai indikatornya,” kata Kolonel Inf. Yusep.
Setelah membuka coran di PT. Trigunawan Dansektor 21 beserta rombongan menyidak PT. Oriental Embroidery yang berada tepat disamping PT. Trigunawan. Pabrik yang memproduksi kain nordir tersebut pernah ditegur karena masih membuang limbah tidak sesuai baku mutu dan saluran limbahnya berada di dalam aliran sungai. “Saya sempat meminta agar saluran limbahnya berada di atas permukaan air agar bisa dikontrol,” kata Dansektor 21. “Dan satgas belum pernah melihat ada buangan limbah kotor pabrik ini setelah teguran tersebut,” lanjutnya lagi.
Karena kondisi pabrik sedang berhenti berproduksi akibat bak penampungan IPAL tengah dalam pembersihan dan Dansektor menemukan air limbahnya masih keruh, Dansektor 21 akan kembali menyidak PT. Oriental Embroidery seminggu ke depan.
Sementara di pabrik ke tiga yaitu PT. Masa Indah yang terletak di jalan Raya Baros memprodukai ragi roti, Dansektor 21 tidak menemukan buanhan limbah yang beracun.
“Kita menyidak pabrik ini karena mendapat laporan dari masyarakat bahwa pabrik ini mengeluarkan bau yang menyengat,” ujar Dansektor 21.
Manajer pabrik mengungkapkan bahwa bau yang ditimbulkan memang tidak bisa dihilangkan 100%. “Gambarannya seperti bau buah durian karena memang bau ragi seperti itu,” ujar manajer tersebut.
Namun Manajer tersebut mengungkapkan bahwa ada sarana mesin yang tengah dalam perbaikan dan akan diperbaiki secepatnya.
Dari sidak tersebut Dansektor 21 dengan para perwakilan pabrik menandatangai komitmen bahwa buangan limbah ketiga pabrik tersebut agar tetap bening dan tidak melanggar. “Jika melanggar saya tidak akan segan-segan mengecor lagi saluran limbahnya,”pungkas Kolonel Inf Yusep Sudrajat.[sa]