EDUPUBLIK, Cimahi – Kunjungan Kepala Staf Kodam (Kasdam) III/Siliwangi Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo ke Posko dan pembibitan Sektor 21 Citarum Harum di Cimenteng, Cipageran, Kota Cimahi, Minggu (14/6/2020).
Dalam kunjungannya Kasdam III/Siliwangi Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo, melihat perkembangan program citarum harum, khususnya di Sektor 21, dan juga akan mengoptimalisasi kebijakan yang sudah ada dengan potensi teknologi terapan sebagai penyambung kembali ekosistem yang terputus.
“Saya kebetulan baru datang di jabar (Kodam III/Siliwangi) pindah dari Sumbar. Melihat perkembangan citarum harum sendiri, mulai dari infrastruktur sampai kepentingan manfaat bagi taraf hidup masyarakat,” ucap Kasdam.
“Kalo di (Sektor) 21 ini kita akan coba optimalisasi daru kebijakan yang sudah ada, meningkatkan dengan potensi teknologi yang kita bawa untuk menjadi penyambung dari ekosistem yang terputus,” sambungnya.
Pertama, lanjut Kasdam, peremajaan lahan, mengembalikan nilai manfaat lahan, “kemudian membangun perekonomian masyarakat, dan yang terakhir membangun komunikasi. Mungkin (selama ini) ada komunikasi dengan lingkungan yang agak kurang ya,” katanya.
“Sementara dalam pandangan tata kelola ruang dalam otonomi daerah saat ini potensi bisa saja terjadi atau menjadi bencana buatan. Karena semua pengelolaan aspek darat ini semua dikelola rame-rame, mulai dari (pemerintah) pusat sampai daerah,” ungkapnya.
Terkait perkembangan program citarum harum, dirinya menilai saat ini sudah jauh lebih baik dari sebelum adanya program. “Sudah jauh lebih baik. Hanya kita perlu optimalisasi, citarum ini mau kemana, kita harus menggabungkan dengan masyarakat, dengan stakeholder terkait pada nilai strategis yang perlu dijaga secara berkelanjutan,” harapnya.
Dalam kunjungannya, Kasdam III/Siliwangi Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo, melalui tim teknis Kodam III/Siliwangi menguji coba dan penggunaan teknis cairan BIOS 44 di media tanah dan air yang ada di Sektor 21. BIOS 44 merupakan cairan mikro organisme yang ditujukan untuk mengembalikan unsur kandungan dan tingkat kesuburan yang dibutuhkan media tanah dan air.
Dengan terapan teknologi yang dibawa dan diperkenalkan di sektor satgas citarum. Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo mengungkapkan bahwa terapan ini segaris lurus dengan program citarum. “Karena kita berangkat dari penataan ekosistem. Sebelumnya digunakan untuk membangun lahan gambut untuk dijadikan lahan produktif dari dampak pengelolaan sebelumny,” tuturnya.
Dirinya juga mengungkapkan alasan mengapa membuat terapan teknologi seperti ini, “prinsipnya kita mencari solusi, untuk menjadi solusi kita harus mempelajari permasalahan. Lalu kita mengajak semua komponen-komponen yang berkompeten untuk menjadikan (produksi) yang bernilai inovasi,” pungkasnya.[red/cy]